Without you

Kev
5 min readMay 26, 2024

--

“LO KE MANA SIH, KANANTA?!!! LO BENERAN GAK PEDULI SAMA GUE???” Sean melempar ponselnya ke sembarang arah saking kesalnya sebab Kananta tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Bahkan adiknya, Abin, sudah tidak membalas pesannya lagi. Dari total 24 jam, tidakkah Kananta menyisihkan waktu beberapa menit saja untuk memberinya kabar?

Sepanjang kariernya menjadi seorang produser, Sean tak pernah mendapat tuduhan sekeji ini. Jangankan plagiat, meniru sebaris lirik yang sudah pernah ia buat saja selalu dihindari, apalagi meniru karya orang lain?

Seharian ini, ia bertemu dengan petinggi Genius Entertainment dan kuasa hukum untuk membahas tudingan tak berdasar ini. Sean juga harus dihadapkan dengan Junario yang mendadak pendiam. Arkan bilang, Junario benar-benar merasa bersalah telah mengecewakan penggemarnya akibat dari tuduhan ini. Belum lagi rekannya Bearry Kim yang tercantum dalam kredit lagu Unwritten Chapters. Dia sama-sama terkejut dengan tuduhan ini.

Gedung Genius Entertainment dipenuhi wartawan untuk mendapat kejelasan soal kasus ini. Cakra selaku CEO Genius Entertainment yang baru sudah angkat bicara memberi bantahan tuduhan plagiarisme ini. Namun, media terus-menerus menyorot Junario yang kondisi mentalnya menjadi tidak stabil akibat komentar-komentar buruk yang terus tertuju padanya. Sementara itu, Sean tetap disuruh berlindung di balik profil misteriusnya untuk tidak menampakkan wajahnya di publik. Bukannya Sean tak ingin, ia sempat memutuskan untuk mengungkap sendiri kebenarannya di depan para wartawan. Namun, para petinggi perusahaan meminta Sean untuk diam dan serahkan semuanya pada kuasa hukum Genius.

Sean merasa semua masalah ini adalah tanggung jawabnya, tetapi ia tak berdaya. Ia dilarang melakukan apa-apa dan menunggu semuanya diuruskan orang lain. Namun, hari ini ia sudah menghadiri sebuah wawancara secara tertutup dengan media yang bisa dipercaya untuk memberi keterangan sendiri. Dengan melarang adanya pengambilan gambar, Sean memberikan penjelasan dan bukti terakhir yang bisa ia berikan, draft pertama Unwritten Chapters yang ia buat lebih dari dua tahun lalu. Tak lain adalah hampir keseluruhan dari isi surat dari Seraphina, mantan istrinya yang sudah meninggal.

Seharusnya Sean tertidur saja saat ini, tapi ia malah tenggelam di ruang kerjanya seraya menggulir semua komentar dari berita plagiat yang terus menghina dirinya dan Junario. Tangannya gemetaran menggenggam mouse untuk menggulir ratusan ribu komentar yang di antaranya sampai menyumpahi mati bahkan membawa-bawa keluarga.

“Kenapa sih? Sok tau banget kalian nuduh gue plagiat sampai nyumpahin yang aneh-aneh. Kalau kalian benci sama gue, ya udah benci sama gue, jangan sampai merambat ke keluarga. Kananta … dia gak pantes ikut keseret gara-gara ini,” gerutunya kesal dengan pandangan yang semakin memburam, lalu ia menggebrak meja dan menendang kursi.

Sean meninggalkan ruang kerja dan melangkah menuju kamar. Sama seperti kemarin, ruangan itu amat sunyi tanpa ada Kananta. Ia berbaring dengan semua beban yang sudah tidak mampu ia tanggung lagi. Ia hanya ingin tidur dengan nyenyak, tapi pikirannya terus membayangkan semua komentar yang tadi ia baca.

Sean meraih guling yang selalu dipeluk Kananta. Ia memeluknya erat-erat dan menghirup aromanya yang sama persis dengan aroma tubuh Kananta. Beberapa hari sebelumnya, Kananta tertidur di sampingnya, bersandar di dadanya dan ia dekap semalaman. Kini, dia sedang ada di mana? Tidakkah Kananta merindukannya?

“Nan …, kalau gue bilang gak bisa hidup tanpa lo, lo percaya gak? Gue gak pernah berpikir untuk jatuh cinta lagi karena cinta gue habis di Sera. Gue pikir, pernikahan kita cuma sebatas rasa terima kasih gue sama ayah lo yang udah rawat gue, bahkan anggap gue sebagai anaknya sendiri karena gue udah gak punya siapa-siapa lagi. Gue gak nyangka lo sebergantung itu sama gue, padahal selama ini gue berpikir kita menikah hanya untuk hidup seperti manusia kebanyakan, meneruskan garis keturunan biar gak berhenti di kita.” Pelukan Sean mengerat pada guling, sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak menetes.

Pertemuan mereka bermula kala Sean bertemu dengan Kananta yang saat itu nyaris kehilangan nyawa sebab putus dengan kekasihnya. Kananta sengaja menabrakkan diri di tengah lalu lintas yang sibuk, dan saat itu Sean yang menolong dan membawanya ke rumah sakit. Lantas, saat di rumah sakit, ternyata Kananta merupakan putri dari dokter yang menangani Sean kala mengalami kecelakaan setahun sebelumnya.

Entah malaikat mana yang merasuki pikiran Sean kala itu, ia ingin bertanggung jawab atas hidup Kananta. Ia ingin menikahinya untuk menjaganya agar tetap hidup, sebab ayahnya pun selalu memperjuangkannya untuk tetap hidup dalam kemungkinan sekecil apa pun. Namun, takdir Tuhan berkata lain. Tepat dua bulan setelah mereka melangsungkan pernikahan, sang ayah wafat dan membuat Kananta kehilangan satu-satunya pilar yang ia punya. Kananta memiliki saudara seayah dan ibu sambung, tapi dia hanya dekat dengan ayahnya selama ini. Dengan Abin pun Kananta baru dekat setelah menikah, itu pun Sean yang menjadi perantaranya.

Tahun pertama pernikahan tidak terlalu berkesan bagi keduanya. Kananta hampir gila. Sean selalu takut dan berpikir apakah besok ia masih bisa bertemu dengan Kananta? Putus dari pacarnya membuat Kananta nekat untuk bunuh diri, apalagi kehilangan ayahnya? Makan tak berselera, ketika Sean bangun di pagi hari, Kananta sudah merenung dengan kaki yang menggantung di balkon. Andai dia melompat, maka nyawanya tidak akan terjamin selamat.

Menjelang tahun kedua, kondisi Kananta mulai membaik. Saat itu, Sean mulai bekerja di Genius Entertainment dan sengaja mencarikan pekerjaan untuk Kananta yang dekat dengannya agar masih bisa memantaunya. Syukurlah Kananta bisa bekerja di perusahaan yang tepat berada di seberang tempat Sean bekerja. Setiap hari, Sean selalu menjemputnya untuk pulang bersama, mengawasinya sewaktu-waktu karena khawatir Kananta akan mencelakai dirinya kembali.

Lantas, di tahun ketiga, nama Sean mulai dikenal sebagai produser SEA dan mengerjakan banyak lagu untuk Junario. Lagunya melejit dan mendapat respons positif dari masyarakat pencinta musik. Tidak mungkin tidak ada yang tahu soal lagu Junario. Bahkan, penggemar Junario meningkat pesat setelah lagu ciptaan Sean mulai dibawakan oleh Junario. Sejak saat itu, Sean jadi sibuk dengan pekerjaannya, begitu pula Kananta yang sudah tidak perlu dicemaskan lagi. Keduanya menjadi dua orang sibuk yang pulang ke rumah hanya untuk istirahat setelah seharian bekerja.

Tanpa terasa, kini pernikahan keduanya sudah memasuki tahun keempat. Setelah melewati banyak hal bersama dengan kenangan romantis yang tak seberapa, Sean baru menyadari bahwa keduanya sangat berharga bagi satu sama lain. Andai Sean tidak menyelamatkan Kananta saat itu, mungkin dirinya yang akan mengakhiri hidup sebab sebelum itu, dia yang mendapat kabar bahwa Seraphina sudah meninggal akibat kecelakaan yang mereka alami. Beruntung Sean masih memiliki keinginan untuk melanjutkan hidup dan akhirnya dipertemukan dengan Kananta yang hidupnya ternyata sama kacaunya.

Pikirannya benar-benar penuh. Kasus plagiarisme, rindunya pada Kananta yang tiga hari ini pergi, lalu masa lalunya yang terpaksa terkuak untuk memberi pernyataan bahwa ia tidak terbukti melakukan penjiplakan lagu. Semuanya bertumpuk menjadi satu. Sean benar-benar tak mampu melewati ini sendirian. Ia butuh Kananta yang selalu mengatakan banyak hal yang dapat membuat dirinya merasa lebih baik. Ia butuh seseorang yang menguatkannya di saat seluruh dunia menyalahkan dirinya untuk sesuatu yang tidak ia lakukan. Ia hanya berharap, saat terbangun nanti, Kananta ada di sampingnya dan semua ini hanyalah mimpi.

--

--

Kev

Welcome to Kevlitera, an archive for Kev's Story.