Bercanda

Kev
4 min readJun 15, 2024

--

“Mas, kamu liat hp aku gak?” Kananta yang sudah siap dengan pakaian kerjanya mondar-mandir masuk kamar, ruang kerja, ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi untuk menemukan ponselnya. “Waktu pulang kemarin sore kan kamu malah langsung nerkam aku. Perasaan hp-nya gak aku keluarin dari tas deh.”

Kananta mengobrak-abrik isi tas yang ia pakai saat pergi mengantar adiknya kemarin. Namun, hasilnya nihil. Ia sama sekali tidak bisa menemukannya. Sean yang kini masih bergulung di dalam selimut hanya memandangi istrinya yang sudah panik mencari ponselnya.

“Semalem lowbat, gue inisiatif buat charge hp lo. Kayaknya udah penuh deh, cek aja di colokan deket kulkas,” ujar Sean tanpa mengubah posisinya saat ini.

Kananta buru-buru ke dapur untuk mencari ponselnya. Benar saja, ponselnya masih terhubung dengan pengisi daya dan baterainya sudah terisi penuh. Melegakan rasanya karena sebelumnya ia sangat frustrasi mencari ponselnya yang tidak dapat ia temukan di mana pun. Kananta kembali ke kamar seraya berkacak pinggang, berniat untuk protes pada suaminya.

“Mas, kamu kok gak bilang sih? Kamu dari tadi liatin aku doang yang panik karena hp aku hilang. Kenapa gak langsung bilang di dapur sih? Aku udah pusing banget nyarinya di mana-mana, takut ketinggalan di taksi,” protes Kananta seraya menarik selimut yang membuntal tubuh Sean yang betah bermalas-malasan di atas kasur.

“Makasih aja apa susahnya sih?” Sean menyahut dengan dingin dan mengubah posisi membelakangi Kananta yang kini sudah duduk di tepi ranjang dengan menarik selimutnya.

Kananta mengatur napasnya agar tidak emosi pada suaminya pagi-pagi begini. “Iya, makasih karena hp aku jadinya gak lowbat mau dibawa kerja, tapi Mas ….”

Sean menoleh sedikit. “Makasih kok pake tapi,” sindirnya lantas kembali memunggungi Kananta.

Kananta hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan suaminya yang amat menyebalkan pagi ini. Ia harus segera berangkat dan malas berdebat panjang hanya karena masalah sepele. “Terserah kamulah, aku berangkat dulu ya. Jangan lupa sarapan ya, aku udah siapin makanannya. Aku buru-buru hari ini karena waktunya habis cuma buat nyariin hp. Aku sarapan di kantor aja, terus kamu — ”

“Ya udah kalau buru-buru, cepet pergi,” sela Sean tanpa menoleh sedikit pun.

“Iya, aku pergi dulu ya, Mas.”

Tidak ada jawaban. Sean hanya diam saat Kananta berpamitan. Tidak menyahut apalagi bangkit sejenak untuk memberi kecupan ringan di kening dengan kalimat penyemangat. Kananta mengitari ranjang dan berjalan ke sisi Sean menghadap saat ini.

“Kamu sakit, Mas?”

Baru saja Kananta akan menempelkan punggung tangannya di kening Sean, tapi suaminya itu segera berbalik, kembali memunggunginya. “Iya,” jawabnya singkat. Hati gue, lanjutnya dalam hati.

“Sakit? Kenapa gak bilang? Aku kan bisa nyiapin — ”

“Katanya buru-buru!” Suara Sean agak meninggi saat ini.

“Oke, aku berangkat dulu ya, Mas. Kamu istirahat aja, jangan ke agensi dulu hari ini. Kamu pasti masih kecapean karena konser itu.” Kananta belum beranjak, ia menunggu jawaban dari Sean. Namun, sampai tiga puluh detik, Sean masih tidak menjawab.

Kananta pasrah dan akhirnya ia memutuskan untuk segera berangkat karena ia sudah terlambat. “Aku berangkat ya, Mas. Kalau ada apa-apa kabarin aja, aku bakal langsung pulang kalau kamu — ”

“Bawel banget sih, katanya telat.”

Kananta terperanjat kaget dengan Sean yang tiba-tiba duduk dengan tatapan kesal padanya.

“I-iya, Mas. Aku pergi sekarang.”

Kananta pun pergi dengan lambaian tangan yang canggung, meninggalkan Sean yang hatinya sudah hancur sejak semalam. Iya, semalam Sean berinisiatif untuk men-charge ponsel milik Kananta sebab istrinya itu selalu kelupaan hingga berakhir dengan tak dapat dihubungi saat di tempat kerja karena ponselnya habis baterai dan malas untuk men-charge di tempat kerja. Namun, siapa sangka inisiatifnya berujung pada pengungkapan masa lalu yang ingin Sean jauhkan dari Kananta selama ini.

Sean membaca semua pesan yang dikirim oleh Naufan, bahkan ia mengecek akun Instagram Kananta juga yang sudah memblokir Naufan. Hatinya melemas saat itu juga. Dunia baru yang susah payah ia buatkan untuk Kananta, rasanya mendadak tak berarti setelah membaca pesan Kananta bersama Naufan.

Sean tahu betul bagaimana frustrasinya Kananta saat ditinggal pergi oleh mantan kekasihnya sampai ingin mengakhiri hidup. Sean juga tak bisa melupakan usahanya untuk mencoba masuk ke dunia Kananta yang saat itu hanya dipenuhi oleh kenangannya bersama mantan kekasihnya. Ia selalu berusaha untuk selalu ada di samping Kananta setiap waktu agar rasa kehilangannya tidak membuat Kananta berbuat macam-macam, apalagi selepas sang ayah meninggal.

Bukan ingin memperhitungkan semua pengorbanannya selama empat tahun ini. Namun, bukankah tak adil kalau Kananta masih berhubungan dengan mantan kekasihnya yang sudah membuatnya tak sayang dengan nyawanya sendiri saat ditinggalkan? Lantas, Sean yang tengah bersemangat bekerja dengan orang di luar Genius, yang mana adalah seorang Naufan Alvarendra, aktor yang kembali bermusik setelah tiga tahun hiatus, yang comeback-nya ditunggu-tunggu oleh semua orang, ternyata adalah orang di balik kehancuran hidup Kananta. Lalu, Kananta sempat membalas pesannya di Instagram, tidak langsung memblokirnya sejak awal.

Lebih parahnya lagi, Sean yang sempat amaze dengan ketulusan Naufan yang ingin membuat lagu untuk mantan kekasihnya, ternyata orang yang dimaksud adalah Kananta, istrinya sendiri. Apakah dunia sudah kekurangan selera humor sehingga hidupnya dibercandakan seperti ini?

Sean menatap guling kesayangan Kananta di sampingnya. Tangannya sudah terulur untuk membawanya ke pelukan, tapi ia urungkan dengan segera berbalik memunggungi guling itu. Dari sekian banyak sakit yang pernah ia rasakan di dunia, bahkan kecelakaan yang pernah ia alami pun rasanya tak sebanding dengan apa yang ia rasakan saat ini. Rasanya seperti dikhianati, apalagi kalau mengingat saat hari konser Junario di mana Kananta bertemu dengan Naufan saat Sean berada di sana juga. Entah mengapa, Sean malah berpikir kalau keduanya mungkin pernah bertemu diam-diam tanpa sepengetahuan dirinya.

--

--

Kev

Welcome to Kevlitera, an archive for Kev's Story.